S1 (Undergraduate) di Inggris
Secara umum, jalur masuk ke program undergraduate di Inggris bisa ditempuh melalui jalur A-level atau IB (2 tahun) atau jalur foundation (1 tahun). Hal ini disebabkan karena jenjang pendidikan dasar-menengah di Indonesia berbeda dengan di Inggris (selengkapnya bisa dilihat di sini. A-level/IB seperti kurikulum sekolah di level SMA, di mana nanti ada ujian akhir dan kamu bisa mendaftar ke universitas yang dituju dengan modal nilai tersebut. Tentu saja universitas bagus membutuhkan skor yang lebih tinggi karena pesaingnya jauh lebih kompetitif.
Sementara itu, foundation lebih mirip dengan pre-university, di mana kamu akan belajar selama 1 tahun dengan mata pelajaran yang lebih spesifik sesuai dengan program studi dan universitas di mana kamu akan belajar. Misalnya, kamu ingin mengambil kuliah di University College London (UCL), maka kamu bisa terlebih dahulu mengambil foundation seperti University Preparatory Certificate for Science and Engineering (UPCSE) atau University Preparatory Certificate for the Humanities (UPCH), tergantung program studi yang kamu tuju.
Biasanya, jalur A-level lebih diakui daripada jalur foundation. Kebanyakan teman-teman undergraduate di sini masuk lewat jalur A-level. Sebagai gambaran juga, Oxford dan Cambridge hanya menerima A-level. LSE bisa menerima foundation, tetapi kamu akan diminta untuk mengambil school entrance examination lagi. Itupun dengan syarat nilai foundation-nya meraih distinction dengan nilai minimum 70% di seluruh course unit.
Selain A-level atau foundation, syarat lain yang diminta untuk masuk ke program undergraduate di Inggris adalah kemampuan Bahasa Inggris yang tercermin lewat skor IELTS. LSE meminta skor minimum 7.0 across all four categories. [Note: Mohon agar dicek ke masing-masing universitas dan program studi yang dituju karenarequirement-nya bisa berbeda-beda. Jangan ragu bertanya kepada undergraduate admissions officers tentang persyaratan ini.]
S2 (Masters Degree) di Inggris
Secara umum, program master di Inggris terbagi menjadi dua, yaitu taught programme dan research programme. Taught programme ada bermacam-macam, mulai dari PGCert, PGDip, MA, MSc, LLM, dan MBA. Sedangkan research programme antara lain MPhil dan MRes.
PGCert (Postgraduate Certificate) ini setara dengan final year untuk level bachelors degree with honours, tetapi masih di bawah postgraduate course. PGCert boleh dibilang semacam “foundation” untuk masters level. Sedangkan PGDip (Postgraduate Diploma) biasanya diberikan kepada mereka yang sudah menyelesaikan course unit untuk level master, tetapi belum menulis disertasi (tugas akhir). Jangka waktu PGCert dan PGDip biasanya sekitar 9 bulan.
MA (Master of Arts) dan MSc (Master of Science) adalah pendidikan level master, terdiri dari kelas (lectures), ujian (exam), dan riset (dissertation). Keduanya bisa ditempuh dalam waktu 1 tahun (full-time). Demikian juga dengan LLM (Master of Law), tetapi LLM fokus pada bidang hukum. Sedangkan MBA (Master of Business Administration) adalah pendidikan master untuk bidang bisnis, dengan lama studi berkisar antara 18-24 bulan. Mereka tidak menulis disertasi, tetapi lebih seperti final report atau consulting project. (Oh iya, di Inggris tugas akhir master disebut disertasi, sementara tugas akhir doktoral disebut thesis.)
MPhil (Master of Philosophy) biasa disebut juga senior master atau second master, yaitu merupakan jenjang antara master dan PhD. Sedangkan MRes (Master of Research) adalah seperti Master of Science by Research. Biasanya mereka yang akan mengambil studi doktor, akan terdaftar terlebih dahulu sebagai mahasiswa MPhil atau MRes, sebelum nantinya akan diuji untuk “upgrading” menuju PhD.
Setahu saya, kebanyakan mahasiswa Indonesia di Inggris mengambil studi jenjang MA atau MSc. Biasanya program master di Inggris diselenggarakan dalam kelas kecil (kurang dari 30 orang) untuk memaksimumkan interaksi dosen/mahasiswa dan memperbanyak diskusi/sharing. Kalau kamu mengambil studi di Inggris, gelar yang diberikan tidak dilengkapi dengan semacam skor GPA (atau IPK), melainkan dengan kategori Fail, Pass, Pass with Merit, atau Pass with Distinction.
Untuk diterima di program master di Inggris sejujurnya relatif tidak sulit. Kebanyakan universitas menyediakan online form berisi beragam pertanyaan yang harus kamu isi dengan lengkap (umumnya gratis). Kamu juga akan diminta untuk menulis letter of motivation yang menjelaskan siapa kamu, mengapa kamu memilih jurusan/sekolah ini, apa rencana kamu ke depan, dsb. Kamu juga perlu mengirimkan referensi, bisa dari mantan dosen di S1 kamu atau atasan kamu (kalau sudah bekerja).
Selain itu, kamu juga perlu mengirimkan bukti ijazah dan transkrip pendidikan kamu sebelumnya dan skor IELTS yang tak lebih dari 2 tahun. Skor minimum yang diminta berkisar 6.5-7.0 untuk bidang science/engineering dan 7.0-7.5 untuk humanities/business/law. Untuk program studi tertentu mungkin juga akan memintastandardised test seperti GRE dan GMAT dengan skor minimum tertentu. Beberapa sekolah/program studi juga akan mewawancari kamu sebagai bagian dariassessment mereka.
S3 (PhD atau DPhil) di Inggris
Studi tingkat doktor di Inggris bisa ditempuh paling cepat 3 tahun (full-time) atau 6 tahun (part-time). Seperti sudah disinggung di atas, biasanya mahasiswa doktoral di Inggris akan terdaftar terlebih dahulu sebagai mahasiswa MPhil atau MRes. Pada akhir tahun pertama setelah menyelesaikan required course-nya, akan ada ujian “upgrading” sebagai seleksi apakah kamu layak untuk melanjutkan penelitian kamu. Ini berbeda dengan program doktoral di Amerika atau Kanada yang mengharuskan dua tahun coursework dan preliminary exam, di Inggris coursework tersebut hanya sekitar 1 tahun. Tapi, ada kalanya supervisor meminta kamu untuk sit-in di kelas lain yang dianggap relevan atau membantu riset kamu.
Sama seperti di atas, persyaratan untuk mendaftar program doktoral kurang lebih mirip dengan program master. Tapi ada beberapa dokumen tambahan yang diperlukan, yaitu research proposal dan list of publications. Research proposal berisi 8-10 halaman proposal riset yang akan kamu teliti bila nantinya diterima. Sekolah akan melihat apakah proposal ini sesuai dengan program/prioritas mereka atau tidak. Sekolah juga melihat apakah ada pembimbing yang sesuai dan bersedia membimbing kamu. Jadi, ada baiknya menghubungi calon supervisor terlebih dahulu sebelum mengajukan aplikasi kamu. Pastikan beliau bersedia membimbing kamu. Ini akan memperkuat aplikasi kamu.
List of publications adalah lampiran tulisan ilmiah yang pernah kamu buat. Bisa berupa artikel dalam jurnal ilmiah, conference paper, working paper, atau publikasi lainnya. Sekolah ingin melihat kemampuan kamu menulis (meneliti) dengan baik, jadi perbanyaklah portofolio tulisan kamu. Tentu saja, dalam bahasa Inggris yang baik ya. Kalau punya pengalaman mengajar, tentu akan jadi poin plus. Di sini, kamu bisa nyambi sebagai teaching assistant. Selain dapat tunjangan (waive tuition fee), pengalaman mengajar bagus untuk memperkaya CV kamu kalau kamu bekerja di dunia akademik.
Di Inggris, mahasiswa PhD cukup beragam, ada yang berusia 25 tahun, langsung dari S1/S2. Tapi ada juga yang sudah berusia 40 tahun dengan segudang pengalaman kerja. Program PhD biasanya didominasi oleh mahasiswa-mahasiswa internasional dibandingkan mahasiswa asli Inggris. Mengapa begitu? Umumnya mahasiswa asli Inggris membiayai sekolahnya menggunakan student loan, sehingga mereka lebih memilih untuk bekerja setelah lulus S1/S2 dan melunasistudent loan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar